10 Ciri Wanita Sholehah Menurut Islam dalam Al-Quran dan Hadis

Wanita sholehah tentunya menjadi tujuan dari setiap muslimah. Menjadi wanita sholehah atau wanita yang taat dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah tentunya menjadikan kamu istimewa di sisi Allah SWT.

Dalam Al-Quran terdapat banyak ayang yang membahas betapa istimewanya wanita dalam Islam. Hal ini terbukti dengan diceritakannya kisah-kisah para wanita sholehah seperti Maryam dan istri-istri Rasulullah SAW dalam berbagai surat Al-Quran.

Wanita sholehah bisa dikenali dari sifat-sifatnya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari amalan atau ibadah yang dilakukannya kepada Allah SWT hingga dari sikapnya dalam kepada sesama manusia dalam berkegiatan setiap harinya.

1. Taat Menjalankan Perintah Allah SWT

Ciri wanita sholehah yang pertama tentunya adalah seorang muslimah yang taat menjalankan perintah Allah SWT. Seorang muslimah dianggap sebagai wanita sholehah saat ia mengerjakan apa yang diperintahkan Allah SWT dan selalu menghindari larangan-Nya. Hal ini terdapat dalam firman Allah SWT, yang artinya:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. Al-Imran 102

فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُۗ وَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ

“Wanita yang sholehah adalah yang taat kepada Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka) wanita-wanita yang kamu khawatirkan musyuznya/kedurhakaanya,”(QS. An Nisa: 34).

2. Jujur

Ciri wanita sholehah berikutnya adalah memiliki sifat jujur. Wanita sholehah akan mengatakan ucapan yang jujur dan benar apa adanya setiap berbicara. Seperti firman Allah SWT, yang artinya:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوۡلُوۡا قَوۡلًا سَدِيۡدًا ۙ‏

يُّصۡلِحۡ لَـكُمۡ اَعۡمَالَـكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَـكُمۡ ذُنُوۡبَكُمۡؕ وَمَنۡ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوۡلَهٗ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيۡمًا‏

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al Ahzab: 70-71).

Ciri-ciri jujur

Merangkum tulisan ini, ciri-ciri jujur adalah:

1. Berkata benar

2. Bertindak sesuai dengan yang dipikirkan

3. Kesesuaian perkataan dan perbuatan

4. Memberikan kesaksian dengan adil

5. Mempercayai dan membenarkan ajaran Allah SWT dan rasulNya

6. Taat perintah Allad dan suwami dan larangan Allah

7 Tidak ingkar janji

3. Sabar

Sabar adalah salah sati ciri wanita sholehah yang perlu kamu pahami. Wanita sholehah tidak akan mudah menyerah dan putus asa dalam menghadapi ujian, dan tetap bersabar. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اسۡتَعِيۡنُوۡا بِالصَّبۡرِ وَالصَّلٰوةِ ؕ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيۡنَ‏ ١٥٣

"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al Baqarah: 153).

Konsep Sabar Dalam Psikologi

1. Pengendalian Diri

Pengendalian diri adalah salah satu konsep sabar yang ada di dalam psikologi. Dalam hal ini seseorang akan terus berusaha untuk dapat mengatur dirinya sendiri sedemikian rupa untuk selalu menjaga kebaikan.

Misalnya adalah seseorang yang menelaah apa yang sebenarnya sedang terjadi serta tidak melakukan berbagai jenis tindakan ceroboh.

2. Sikap Bertahan Dalam Situasi Sulit

Sabar dapat diartikan sebagai sikap bertahan dalam berbagai jenis situasi sulit. Ketika seseorang sedang berada di titik terendah dalam kehidupannya, mungkin ia akan sulit untuk menerima apa yang terjadi pada hidupnya.

Namun ketika dirinya menerapkan sikap sabar, dia akan selalu berusaha untuk bertahan dalam berbagai jenis kesulitan yang ada.

3. Perilaku Untuk Menerima Kenyataan

Adanya sikap sabar juga akan memunculkan perilaku untuk menerima segala jenis kenyataan yang ada. Kubler Ross menjelaskan ketika kenyataan berbanding terbalik dengan harapan, seseorang dapat mengalami suatu respon berduka.

Tahapan akan dimulai dari denial, anger, bargaining, depression dan acceptance. Sikap sabar juga dapat mempercepat seseorang agar bisa masuk ke dalam tahap acceptance.

4. Sikap Untuk Terus Berfikir Panjang

Sabar juga dapat menjadikan seseorang terus berpikir lebih panjang lagi. Apa yang sedang dihadapi akan selalu direnungkan terlebih dahulu yang diimbangi dengan memikirkan secara logis. Seseorang bisa membangung koping positif dengan adanya sikap tersebut.

Ia tidak akan mudah dalam menarik kesimpulan serta akan selalu berusaha untuk mengambil penilaian netral terlebih dahulu. Kadang, kesimpulan yang diambil dari penilaian subjektif akan dapat dipengaruhi oleh emosi hingga akhirnya menjadi kesimpulan atau keputusan kurang bijak.

5. Sikap Gigih dan Tak Mudah Putus Asa

Kesabaran juga memunculkan adanya sikap gigih. Gigih di sini dapat diartikan sebagai bentuk perilaku yang tidak mudah putus asa.

Seseorang akan dapat menjadi lebih cepat untuk bangkit dan selalu mengupayakan segala hal agar dapat memperbaiki keadaan sulit yang dihadapi. Sikap ini biasanya akan bisa menjadikan seseorang memiliki pribadi yang lebih tangguh.

6. Sikap Tenang dan Tidak Buru-buru

Penjelasan sebelumnya telah menjabarkan jika sabar bisa menjadikan seseorang memiliki sikap untuk berpikir lebih panjang dan lebih matang.

Kondisi ini juga akan menjadikan seseorang memiliki kepribadian yang lebih tenang. Seseorang juga akan lebih berhati-hati dalam mengambil sikap yang bisa saja menjadikan dirinya semakin terjebak dalam kesulitan. Meski begitu, semua juga tergantung pada jenis sifat dalam psikologi setiap individu.

7. Sikap Memaafkan

Kesabaran juga akan memunculkan sikap menerima kenyataan yang ada. Dengan begitu setiap individu akan bisa saling memaafkan.

Konsep sabar dalam psikologi ini terlihat begitu positif, mengingat saat ini juga masih begitu jarang memiliki sikap untuk memaafkan orang lain terlebih dahulu.

Memaafkan bukanlah suatu hal yang menyebabkan kita menjadi kalah. Namun memaafkan juga lebih merujuk ke arah kebaikan diri sendiri.

8. Sikap Ikhlas

Sikap ikhlas adalah cerminan dari individu yang mampu menerapkan sikap sabar dengan begitu baik dalam dirinya.

Konsep ini akan berjalan selaras dengan berbagai jenis poin yang telah dijelaskan sebelumnya. Ikhlas dan sabar tidak serta merta menjadikan individu pasar dan tak mau berusaha. Namun adanya sabar dan ikhlas akan menjadikan seorang individu memiliki koping yang lebih positif.

9. Menahan Emosi

Kesabaran akan menjadikan seseorang lebih mudah menahan emosi dengan baik. Emosi yang stabil dalam diri seseorang akan menjadikannya lebih nyaman dalam beraktivitas.

berikut keutamaan bersabar:

1. Orang yang sabar akan dijaga oleh Allah.

Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis Riwayat Bukhari, “Barangsiapa yang berusaha menjaga diri, maka Allah menjaganya, barangsiapa yang berusaha merasa cukup, maka Allah mencukupinya. Barangsiapa yang berusaha bersabar, maka Allah akan menjadikannya bisa bersabar dan tidak ada seorang pun yang dianugerahi sesuatu yang melebihi kesabaran. (HR Bukhari)

2. Sabar dapat menggugurkan dosa-dosa.

Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, marabahaya, dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut. (HR Bukhari dan Muslim).

3. Sabar sebagai bukti keimanan seseorang.

Rasulullah SAW bersabda, “Sabar itu sebagian dari iman.” (HR Abu Nu’aim).

4. Sabar sebagai kunci kesuksesan hidup.

Orang-orang yang sukses cenderung mempunyai cerita unik dibalik perjuangannya menghadapi ujian dari Allah, maka dari itu sabar adalah kunci kesuksesan.

5. Sabar sebagai kunci masuk surga.

Seperti dalam firman Allah “Mereka (orang-orang yang sabar) itulah yang akan dibalas dengan martabat yang tinggi (dalam surga) dikarenakan kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya.” (QS Al-Furqan: 75)

6. Orang yang sabar akan senantiasa bersama-sama Allah.

Sabar adalah suatu tindakan mulia yang disukai oleh Allah, oleh karena itu orang yang senantiasa bersabar akan lebih dicintai oleh Allah

7. Bersabar adalah ladang pahala tanpa batas. (Dalam Qs. Az Zummar ayat 10.)

4. Menjaga Lisan

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ 

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka itu adalah dosa. Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [Al-Hujurat : 12].

  وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُّبِينًا 

Artinya: “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesunguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” [Al-Ahzab : 58].

Beruntunglah bagi orang mukmin Ketika bisa meninggalkan perkataan yang tidak berguna

وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَۙ

orang-orang yang meninggalkan (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, Al mukminun 3

Rasulullah SAW memberikan pedoman yang sangat jelas tentang pentingnya menjaga lisan dalam hadits:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)

1. Bahaya Lisan dalam Al-Qur'an

a. Bahaya Dusta

Allah SWT memperingatkan bahaya lisan yang dusta melalui firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujurat: 6)

Fitman Allah SWT ini menegaskan pentingnya memastikan kebenaran sebelum menyebarkan berita. Ketidakbenaran bisa menimbulkan fitnah yang merugikan orang lain dan diri sendiri tentunya.

b. Bahaya Fitnah

Sebagai PenciPta Yang Maha Halus dan Lembut juga memperingatkan manusia tentang bahaya fitnah yang dipandang lebih besar daripada tindakan pembunuhan:

وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ

"Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan." (QS. Al-Baqarah: 191)

Oleh karena fitnah sering kali muncul dari ucapan yang tidak terkendali. Ketika seseorang menyebarkan kabar yang tidak benar, ia dapat menimbulkan perpecahan dan permusuhan di tengah masyarakat, dan bahkan bisa menjadi penyebab terputusnya silaturrahim antara orang yg tadinya akrab dan dekat menjadi saling membenci satu sama lain.

c. Menjauhi Perkataan Sia-Sia

Al-qur’an al-Karim sebagai firman Allah SWT. Telah banyak menekankan mengenai pentingnya berbicara dengan baik dan terkontrol.

لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِّن نَّجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ

"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan orang yang menyuruh (manusia) bersedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia." (QS. An-Nisa': 114)

Kebiasaan dalam berturur kata  yang tidak bermanfaat dan sia-sia serta tidak membawa kebaikan, dan lebih baik ditinggalkan kecuali jika perkataan itu mengajak pada kebaikan dan perdamaian atau hal-hal yang produktif dan konstruktif.

2. Bahaya Lisan dalam Hadits Nabi

a. Berbicara yang Baik atau Diam

Rasulullah SAW memberikan pedoman yang sangat jelas tentang pentingnya menjaga lisan dalam hadits:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menjelaskan bahwa berbicara yang baik atau diam adalah tanda keimanan seseorang. Ucapan yang tidak mengandung kebaikan dapat menjadi dosa jika tidak dijaga.

b. Bahaya Perkataan yang Tidak Dipikirkan

Rasulullah SAW juga memperingatkan tentang akibat dari ucapan yang tidak dipikirkan:

إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ، مَا يَتَبَيَّنُ فِيهَا، يَزِلُّ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ

"Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang ia tidak memikirkan akibatnya, dan karena satu kalimat itu, ia terjatuh ke dalam neraka lebih jauh daripada jarak timur dan barat." (HR. Bukhari dan Muslim)

Ucapan yang terucap tanpa pertimbangan dapat berdampak besar, bahkan menjadi sebab seseorang terjerumus ke dalam dosa besar.

c. Meninggalkan Hal yang Tidak Bermanfaat

Rasulullah SAW bersabda:

مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ

"Di antara tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya." (HR. Tirmidzi)

Hadits ini mengajarkan agar kita menghindari pembicaraan yang tidak ada manfaatnya, sehingga lisan kita terjaga dari keburukan.

5. Khusyuk dalam Beribadah

Khusyuk dalam beribadah merupakan ciri wanita sholehah lainnya yang patut diperhatikan. Allah SWT berfirman:

قَدۡ اَفۡلَحَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَۙ‏ ١

الَّذِيۡنَ هُمۡ فِىۡ صَلَاتِهِمۡ خَاشِعُوۡنَ ۙ‏ ٢

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam sembahyangnya,” (QS. Al-Mu’minuun: 1-2).

6. Selalu Mengingat Allah SWT

Ciri wanita sholehah selanjutnya adalah selalu mengingat Allah SWT. Wanita sholehah sudah tentu akan selalu mengingat Allah SWT dalam keadaan susah maupun senang. Seorang wanita sholehah meyakini bahwa hanya Allah SWT yang akan memberikan pertolongan kepadanya. Allah SWT berfirman:

اَلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَتَطۡمَٮِٕنُّ قُلُوۡبُهُمۡ بِذِكۡرِ اللّٰهِ​ ؕ اَلَا بِذِكۡرِ اللّٰهِ تَطۡمَٮِٕنُّ الۡقُلُوۡبُ ؕ‏ ٢٨

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram,” (QS. Ar-Ra’du: 28).

7. Bila Dilihat Suaminya Terlihat Menyenangkan

Ciri wanita sholehah bila dilihat oleh suaminya terlihat menyenangkan. Pemahaman ini tentunya berbeda pada setiap suami, karena setiap orang memiliki kriteria tersendiri terhadap pasangannya. Oleh karena itu, diperlukan komunikasi yang baik antara suami dan istri tentang bagaimana kriteria istri yang menyenangkan bagi suami.

Tentunya hal ini juga perlu diimbangi dengan suami yang juga bisa dilihat menyenangkan bagi istrinya. Hal ini termasuk dalam sikap atau perbuatan, perkataan, penampilan, daln lain sebagainya.

8. Menaati Perintah Suami

Ciri wanita sholehah atau istri sholehah selanjutnya adalah taat kepada perintah suami. Perintah di sini maksudnya tentu saja perintah-perintah yang baik, perintah yang tidak menuju kemaksiaatan atau mengingkari Allah SWT.

Dari Mu'adz bin Jabal, ia berkata, Aku pernah pergi ke Syam. Lalu aku lihat mereka sujud kepada para pendeta dan ulama mereka. Maka engkau wahai Rasulullah SAW lebih pantas kami sujud kepadamu. Beliau berkata, Sekiranya aku memerintahkan seseorang sujud kepada seseorang, niscaya aku perintahkan wanita sujud kepada suaminya karena besarnya hak suami atas dirinya. Shahih: Al Albani (Shahih Al Jami’: 5294).

9. Menjaga Harta

Ciri wanita sholehah atau istri sholehah berikutnya yaitu dapat menjaga harta keluarga ketika suaminya jauh. Jadi ketika ditiggal pergi suami untuk bekerja, seorang istri yang sholihah tidak akan boros dan senantiasa menjaga harta keluarga kecilnya.

Dalam hadits riwayat Ahmad dan An-Nasai dari jalur Abu

Hurairah r.a., disebutkan bahwa Rasulllah saw. bersabda, “Sebaik-baik wanita ialah jika kau pandang ia menyenangkanmu, jika kau perintah ia mentaatimu, jika kau tinggalkan ia menjagamu dalam hal harta dan menjaga dirinya.”

10. Menjaga Kehormatan

Ciri wanita sholehah atau istri sholehah selanjutnya yaitu selalu menjaga kehormatannya di manapun dia berada.

Dalam Alquran, Surat An Nisa ayat 34, Allah SWT berfirman:

 فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗ

Artinya: Perempuan-perempuan saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada karena Allah telah menjaga (mereka). (QS. An Nisa Ayat 34)


Abdullah Wahab
Abdullah Wahab فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Post a Comment

advertise
advertise
advertise
advertise